Ida Royani - Faradina - Jenahara Nasution: Keluarga Pelopor Busana Muslim
Ida Royani menurunkan bakat kreasi busana kepada Faradina dan Jenahara Nasution.
Seperti itulah gambaran karier desainer busana muslim Ida Royani (60), yang menurunkan bakat kreasi busana kepada Faradina (35) dan Jenahara Nasution (27), dua dari tujuh anaknya. Fara dan Jehan – panggilan akrab mereka – juga bergelut dengan bisnis busana muslim yang dipelajari dari sang bunda.
Ditemui selepas peragaan busana dalam ajang Kemang Fashion Week di Mal Lippo Kemang, Jakarta, pertengahan April lalu, ketiganya bercerita mengenai awal karier mereka di industri mode juga bagaimana karakter mereka saling melebur dan menginspirasi.
Terinspirasi Mama "Ini kali pertama kami mengadakan fashion show bertiga," tutur Ida usai pergelaran busananya di Kemang Fashion Week. Kali itu, Ida menggandeng Faradina dan Jenahara, kedua putrinya yang juga berprofesi sebagai desainer spesialisasi busana muslim.
Fara dan Jehan menambah daftar panjang desainer busana muslim Tanah Air. Persaingan yang semakin ketat tak menciutkan nyali Ida. Pasangan duet mendiang Benyamin Suaeb ini justru semakin bersemangat melihat perkembangan bisnis mode muslim. Bagi Ida, hal ini seperti obsesi yang menjadi kenyataan.
"Tahun '70-an, tidak banyak wanita yang mengenakan busana muslim. Bahkan bisa dibilang, saya satu-satunya artis yang mengenakan jilbab dan busana muslim. Dulu setiap kali saya pakai busana muslim, orang-orang selalu memandang aneh. Koran dan majalah ramai memberitakan saya," istri musisi Keenan Nasution itu mengenang masa mudanya.
"Tapi saya nekat mencoba usaha desain busana muslim. Keinginan saya hanya satu, saya ingin memopulerkan gaya busana muslim sebagai tren yang mendunia. Misi saya ini baru terwujud sekitar 30 tahun kemudian."
Kegiatan Ida menjahit dan mengolah bahan menjadi kreasi busana yang unik menjadi rutinitas yang disaksikan keluarganya. Terbiasa melihat kesibukan ibu mereka, Fara dan Jehan perlahan-lahan turut larut dalam dunia mode.
"Setelah lulus SMA, saya bingung mau ke mana. Akhirnya saya turuti kemauan Mama untuk terjun ke dunia mode. Awalnya terpaksa, tapi lama-lama menikmati," ujar Fara, putri pertama Ida. Fara mendaftar ke sekolah mode Susan Budihardjo dan melanjutkan ke LaSalle College. Saat itu, Fara mulai membentuk karakter rancangannya sendiri. "Dulu saya merasa tidak cocok dengan tema rancangan Mama. Saya pengin membuat lini busana sendiri dengan karakter yang berbeda."
Saat Fara bersekolah di Susan Budihardjo, Jehan yang masih duduk di bangku SD kerap menemani Ida berbelanja kain. "Saya pengin jadi desainer karena sejak kecil sering lihat Mama membuat baju. Dari kecil bilang ingin jadi desainer, Mama mendukungku," celoteh Jehan yang kini tengah mempersiapkan perubahan merek busananya, dari Jenahara menjadi JE Nasution.
Satu Kesamaan Setelah menelurkan sejumlah film dan album yang beberapa di antaranya merupakan hasil kolaborasi dengan penyanyi kocak Benyamin Suaeb, Ida memutuskan hengkang dari dunia seleb. Keputusan ini diambil setelah menikah.
Walau tengah berada di puncak karier, Ida mantap berkonsentrasi mengurus keluarga. Kesibukan yang menyita waktu sempat membuat Ida melarang anak-anaknya mengikuti jejaknya sebagai artis, serta lebih menitikberatkan pada prestasi di sekolah dan pendidikan agama. Namun apa mau dikata, anak-anak mereka kini menggeluti dunia yang melambungkan nama orang tua.
Jehan dan Fara menjadi desainer. Salah seorang putra Ida-Keenan, Daryl, bergabung dengan grup musik yang cukup populer di Australia. Band yang beranggotakan mahasiswa asal Indonesia itu kerap diminta manggung di berbagai kota dan mengisi musik latar film.
"Apa mau dikata. Lagi pula sekolahnya sudah selesai dan dunia seninya sudah mendarah daging," ujar Ida soal Daryl. “Fara dan Jehan mengikuti jejak saya. Mereka mau meneruskan karier saya nanti di dunia fashion. Jadi begitu mereka keluar SMA, saya sekolahkan mereka di sekolah desainer."
Tiga desainer dalam satu keluarga, tak bisa dipungkiri adanya kesamaan nuansa rancangan di antara ketiganya. Walau memiliki karakter rancangan tersendiri, didapati satu kesamaan. "Baju saya lebih feminin, lebih elegan. Sedangkan Jehan lebih edgy," ucap Fara. "Tapi kami pasti menyelipkan unsur warna hitam putih, seperti sering ada pada baju rancangan Mama. Bahkan untuk baju yang kami pakai sendiri pun, sering ada unsur monokrom, karena Mama pun pakai itu," tandas Fara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar